Akhir tahun ini, umur saya akan menginjak angka 28. Artinya, lebih dekat ke kepala tiga dibanding 25 – yang biasanya adalah batas usia untuk masih pantas disebut young adult. Agak aneh, mengingat kalau saya bertemu dengan orang-orang berusia dua puluhan awal saya masih suka berpikir, “Oh, masih satu generasi lah ya kita.” Hingga saya sadari, adik saya sendiri usianya sudah 21 tahun saat ini, dan kami bahkan lahir di milenium yang berbeda! Bahkan mungkin saya adalah salah satu acuan baginya saat memikirkan contoh figur orang dewasa. Yang dianggap dan diharap sudah bisa memegang penuh kontrol akan hidup masing-masing beserta segala tanggung jawab dan konsekuensinya.
Padahal, salah satu yang paling sulit dari menjadi dewasa bagi saya justru adalah mengelola self-control. Tahun ini sudah tahun keenam saya hidup tanpa rutinitas dan jadwal yang ditentukan oleh sistem, namun rasanya saya masih tergopoh-gopoh dalam memegang kemudinya.
Read More